Kamis, 12 Februari 2015
Rabu, 11 Februari 2015
Ayah
dokter yang merawat ibu sejak dua hari yang lalu. Selalu dengan sabar dan telaten memeriksa setiap
pasienya. Ekspresi wajah tersedih ayah yang belum pernah aku lihat sebelumnya setelah mendengar
apa yang dikatakan Dokter. Seakan tidak percaya bahwa istri yang paling dicintai dalam hidupnya
akan mengalami hal yang tidak pernah diduga sebelumnya.
Dibalik lamunan malam itu, aku tersadar sejenak dan mencari keberadaan ayah yang tidak juga
menampakan dirinya sejak beberapa jam yang lalu. Berjalan di balik dinginnya malam, mencoba
menelusuri lorong yang setibanya di ruang tunggu pasien ICU aku tidak juga menemukan sosok
dimana ayah. Bagaimana bisa seorang anak tidur dengan nyenyak ketika ibunya terbaring tidak
berdaya. Aku hanya melipat melipat kedua lututku dan berharap pagi akan segera datang membawa
kabar baik tentang ibu, dan aku akan selalu berharap tentang itu.
bersambung....
sajak malam #3
sajak malam #2
sajak Malam #1
Sabtu, 17 Januari 2015
Andaikan
Andaikan taqwa itu semudah bibir yang mengucapkan
Andaikan taqwa hanya cukup dengan duduk berdiam tanpa kata
Aku yakin bahwa begitu mudah surga digapai
Semua orang berbicara dengan lisannya
Semua orang duduk terpangku tanpa melakukan apapun yang seharusnya
Tapi Taqwa bukan jalan yang mudah
Ketika iman menjadi pilihan maka Taqwalah jalanya
Dan dia jalan yang indah pada akhirnya
Dan manisnya berjuang akan datang ketika berlelah-lelah sepenuh hati dalam kebaikan
Maka aku akan tetap berjalan untuk tidak diam
Menatap hari
Bahwa Taqwa tidaklah semudah kata-kata
Sabtu, 10 Januari 2015
Koma
Kalau koma itu lanjutan kata demi kata
Kalau koma itu berhenti sejenak dan lanju membaca
Kalau koma itu terdiam sesaat dan kembali berlanjut
Lantas aku tidak ingin bertemu titik untuk berhenti.
Aku ingin tetap melajutkan tahap demi tahap
Kata demi kata
Kisah demi kisah
Sehingga saat titik itu sudah seharusnya menjadi penutup. Semoga dia hadir dan menjadi indah di akhir kalimat.