Kamis, 12 Februari 2015

sajak malam #5

Maka apabila dia datang

Dunia seakan menjadi terang dikala gelap

Padahal cahanya adalah pantulan bintang yang lebih besar

Tapi dia tidak pernah berhenti berputar

Melaksanakan tugasnya

Menyaksikan manusia-manusia malam itu

ada yang bersujud menghadap Allah

Ada pula yang ingkar

Tapi dia tetap berputar sesuai tugasnya

Dan kita manusia?

Aku bertanya kepada hati..

Rabu, 11 Februari 2015

Ayah

                                           Pada akhirnya aku sampai untuk bercerita.. 

                                           Kepada Tuhanku yang melihat Segalanya

                                     Yang melampaui mata manusia dan mahluk lainya

                                          Aku akan terang-terangan mengadu padaNya

                                            tanpa malu meminta tentangmu "Ayah"


Menyusuri lorong rumah sakit yang sepi, Air mata ini tiada berhenti mengalir meskipun setetes

meyaksikan bulan dengan tatapan kosong di ujung lorong. Menerima pahitnya kenyataan bahwa

Ibu harus terbaring di Ruang yang membuat bulu kuduk ini berdiri untuk memasukinya "ICU"

"Tekanan darahnya 170/220, Pembuluh darah di otaknya sudah pecah pak. Kemungkinan dioprasi 

hanya  30% itu pun dia tidak bisa kembali normal seperti sedia kala" Ucap Dokter Emyr, Dialah

dokter yang merawat ibu sejak dua hari yang lalu. Selalu dengan sabar dan telaten memeriksa setiap

pasienya. Ekspresi wajah tersedih ayah yang belum pernah aku lihat sebelumnya setelah mendengar

apa yang dikatakan Dokter. Seakan tidak percaya bahwa istri yang paling dicintai dalam hidupnya

akan mengalami hal yang tidak pernah diduga sebelumnya.


Dibalik lamunan malam itu, aku tersadar sejenak dan mencari keberadaan ayah yang tidak juga

menampakan dirinya sejak beberapa jam yang lalu. Berjalan di balik dinginnya malam, mencoba

menelusuri lorong yang setibanya di ruang tunggu pasien ICU aku tidak juga menemukan sosok

dimana ayah. Bagaimana bisa seorang anak tidur dengan nyenyak ketika ibunya terbaring tidak

berdaya. Aku hanya melipat melipat kedua lututku dan berharap pagi akan segera datang membawa

kabar baik tentang ibu, dan aku akan selalu berharap tentang itu.

bersambung....












sajak malam #3

Aku sungguh menanti satu titik

Ketika aku menginjakan kaki di Bumi Allah yang sama di tempat yang berbeda

Melihat bahwa segalanya diciptakan Rabb yang Maha Besar dengan sempurna

Melihat jutaan manusia dengan budaya yang berbeda

Menyaksikan sisi lain dari sebuah tempat yang indah 

Tuhanku adalah segalanya yang Maha Dasyat

Semoga sebelum mata ini tertutup selamanya ..

sajak malam #2

Sebegitu dasyatnya Godaan setan yang meragukan hati manusia

Membuat kita bertanya akan banyak hal yang sungguh sudah diyakini dengan sepenuh hati

Tetapi menyadari ketetapan Allah

Siapa yang berani menghalangi

Ketika sepenuhnya dari ikhtiar meyakini 

Bahwa hati hanya milikNya

Bahwa rasa hanya digenggam olehNya

dan keraguan adalah sebaik-baik sahabat yang tidak harus kita jadikan dekat

Hanya keyakinan kepada Allah yang membuat hati berada dalam jiwa yang bernama "Tenang"

sajak Malam #1

Aku percaya bahwa bintang tidak pernah meninggalkan malam

Aku yakin bahwa Matahari tidak pernah berhenti menyinari sinarnya pada bulan sehingga membuat langit gelap menjadi terang

Sungguh ada satu hal yang harus diyakini lebih dari itu

Bahwa Yang Maha Pembuat Segala tidak pernah meninggalkan apa yang dibuatNya

Pemiliki seluruh jagad raya

Jiwa yang seharusnya kembali bertanya 

Kita yang dicipta meninggalkan apa yang seharusnya dilakukan

Melalaikan apa yang seharusnya menjadi kewajiban

Tanya hati..

Lagii