Indonesiaku, Negara yang terdiri dari 33
Provinsi, Kaya dengan keberagaman budaya. Walaupun Negara ini yang masih
berkembang akan tetapi kekayaannya
dalam hal budaya sungguh bukan hal yang dapat dipandang sebelah mata , terdapat
1128 Suku Bangsa, 719 Bahasa daerah, 71 alat musik tradisional , juga 122
tarian tradisional yang merupakan budaya tradisi Indonesia.[1]
Mengenal
budaya bukan hanya sebatas seni, karena mengenal budaya sebagai seni maka akan
mempersempit makna dari budaya itu sendiri. Pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.[2]
Setiap
daerah memiliki ciri khasnya warisan budayanya masing-masing, bahasa, seni
rumah adat, alat musik tradisional kesemuanya mewakili identitas masing-masing
daerah.
Sayangnya
akhir-akhir ini ada negera tetangga yang sibuk mematenkan karya seni sebagai
wujud kebudayaan negaranya. Sungguh memalukan. Ada beberapa Tarian tradisional negaraku
dengan mudahnya di klaim sebagai warisan budaya mereka.
Ada
lagi yang lebih memilukan, ketika akhir-akhir ini bangsa Indonesia lebih senang
dengan kebudayaan bangsa lain, dengan menjamurnya Kpop, Girl Band, Boy band, bahkan Gagnam Style yang dipopulerkan oleh PSY.
Lantas bagaimana
identitas bangsa yang sebenarnya, di satu sisi budaya Indonesia diakui bangsa
lain dan disatu sisi bangsanya pun sedang berbangga dengan budaya bangsa lain.
Hal ini
dikarenakan perkembangan arus globalisasi telah berkembang dengan pesat. Berbagai
arus informasi, teknologi, bahkan budaya perlahan-lahan telah masuk dan
menjamur melalui media. Tranformasi
budaya seakan membuat warisan budaya kian memudar.
Jika kita
ibaratkan Negara sebagai sebuah pohon yang tumbuh dengan kokoh, maka budaya
merupakan akarnya, wujud kebudayaan
adalah batangnya yang dan daun-daunya merupakan berbagai macam wujud kebudayaan yang bercabang secara khas dan beragam.
Budaya merupakan
akar karena budaya sebagai identitas yang merupakan jati diri sebuah Negara.
Aku tidak dapat membayangkan bagaimana Indonesia tanpa budaya, karena budayanya
perlahan memudar oleh tranformasi budaya di tengah arus globalisiasi. Apalagi
Jika satu persatu budaya bangsa mulai diakui bangsa lain.
Untuk mengatasi
hal ini sebagai pemerintah dan masyarakat memiliki peran yang sama dalam
melestarikan budaya, dalam Undang-undang sudah jelas disebutkan bahwa
pemerintah adalah harus memajukan kebudayaan nasional. Sedangkan masyarakat
sebagai warga Negara sudah seharusnya berperan dalam menjadi bagian dari warga
Negara, yaitu masyarakat yang berbudaya.
Menurutku ada
dua pendekatan yang dapat melestarikan kebudayaan di tengah arus globalisasi
saat ini, sehingga dapat membangun kembali identitas bangsa. Yaitu Pendidikan
dan Media.
Pendidikan, umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan, batin),
pikiran, dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.[3] Pendidikan
dan budaya seharusnya dapat diintegrasikan secara berkesinambungan.
Pendidikan yang
membudayakan budaya dalam berbagai aspek. Tidak hanya dalam pelajaran seni
budaya akan tetapi dalam berbagai aspek pelajaran dalam membudayakan budaya. Memberikan
apresiasi terhadap budaya Indonesia. Seperti contoh mengajarkan Pendidikan kewarganegaraan
dengan tokoh wayang. Guru juga harus menumbuhkan rasa bangga berbudaya
Indonesia kepada siswanya.
Karena salah
satu penanda bangsa yang paling terlihat adalah kesenian, oleh karena itu
melibatkan mereka dalam kegiatan seni juga diperlukan. Mengapresiasi budaya
Indonesia melalui seni dan pertunjukan di sekolah. Guru dan siswa saling
berperan aktif dalam pertunjukan, menampilkan sisi yang khas dari kebudayaan
Indonesia.
Mengenalkan
budaya juga tidak hanya sebatas teori di ruang kelas, karena itu akan
menjenuhkan, diperlukanya praktek langsung ke lapangan dan lembaga masyarakat terkait
budaya agar siswa dapat bersentuhan secara langsung dengan kebudayaan
Indonesia. Beberapa hal yang dapat dilakukan misalnya mengunjungi pusat
kebudayaan, menonton pertunjukan budaya, bahkan dapat mempraktekanya secara
langsung seperti membatik.
Pemerintah juga
harus fokus dalam melestarikan budaya melalui pendidikan. Diantaranya mengatur kembali
kurikulum budaya dan pemerataan penyediaan alat kesenian tradisional.
Karena
diperlukan transformasi budaya dari generasi tua ke generasi muda, transformasi
itu harus dimulai sejak anak usia dini. Aukflarung kebudayaan harus dimulai
dari pendidikan, dan sekolah memiliki peranan yang penting dalam memajukan
peradaban kebudayaan bangsa.
Kebudayaan dalam
Media juga memiliki peran penting. Karena media merupakan tempat masuknya arus
transformasi budaya yang berkembang dengan pesat saat ini. Masuknya
transformasi budaya asing tidak seimbang dengan transformasi budaya sendiri.
Kekhasan substansi budaya sendiri seakan dikesampingkan. Beberapa media sibuk
memenuhi tuntunan pasar agar reting tayanganya tinggi.
Media juga
seharusnya bertanggung jawab dalam pelestarian budaya, karena semua pihak
dengan mudah mengakses media dan cepatnya sistem informasi yang dapat diterima
masyarakat, entah itu media cetak ataupun elektronik.
Dari segi media
elektronik, televisi sebagai penampil audio visual memiliki peran yang penting.
Memang saat ini sepertinya sedikit stasiun televisi yang konsisten dalam
menayangkan acara-acara tentang kesenian tradisional selain TVRI. Sinetron,
realty show, pertunjukan musik, disibukan dengan bagaimana caranya meraih
reting yang tinggi dengan tuntunan pasar, akan tetapi mengesampingkan budaya
bangsa yang luhur. Oleh karena itu diperlukan sebuah terobosan dari para
pengelola stasiun televisi untuk mengembangkan budaya yang dikemas secara khas.
Memberikan
tayangan yang menampilkan nilai budaya bangsa yang luhur, juga kembali menjaga
nilai kesenian di Indonesia. Seperti adanya realty show dalam mengenalkan
kebudayaan, acara ekspedisi budaya, bahkan mengemas acara musik dalam
menampilkan kesenian daerah.
Media cetak juga
berperan dalam pelestarian budaya, selain menyajikan berita terkini, akan
tetapi mengenalkan budaya melalui media visual juga diperlukan, virtualisasi menampilkan
foto kebudayaan berwujud seni dari daerah tertentu secara berkesinambungan
sehingga dapat memberikan pencerdasan kepada pembacanya terkait kebudayaan
Indonesia.
Identitas bangsa
dibangun dengan bagaimana Negara dapat membangun kebudayaan sebagai ciri
khasnya, banyaknya kebudayaan yang harus dilesatrikan tidak lantas mematikan
cara untuk melestarikanya, kebudayaan tradisi merupakan wujud dari kebudayaan
nasional yang harus mejadi perhatian semua pihak untuk terus dilestarikan
secara berkala.
Ibarat pohon jangan
sampai suatu saat akar itu rapuh dan ketika rapuh pohon akan tumbang karena
tidak memiliki penopang. Jangan sampai budaya di suatu Negara mulai rapuh karena
Negara tersebut tidak akan memiliki identitas dan ciri khas di tengah
mewabahnya arus global. Dimulai dari diri sendiri untuk mengakarkan budaya
Indonesia dalam hatinya.
0 komentar:
Posting Komentar