Selasa, 16 Oktober 2012

Mengakar Budaya dan Seni



Mengakar Budaya Indonesia
Jika akar sudah rapuh, lantas bagaimana pohon akan tumbuh dengan kokoh
Oleh Citra Ashri Maulidina

Indonesia adalah negara berkembang dengan kemajemukan budaya. Indonesia memiliki 33 provinsi dengan beragam suku bangsa dan ciri khas dari masing-masing daerah. Masing-masing suku bangsa mempunyai jati diri budayanya yang khas dan tidak mungkin terlepas dari jati diri sebagai budaya tradisi Indonesia.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.[1] Pada intinya kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Wujud kebudayaan diantaranya adalah misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.[2]

Budaya merupakan identitas sebuah bangsa sekaligus masyarakat. Warisan budaya yang membuat suatu bangsa merasa memiliki akar. Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri. Misalnya bahasa, rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semuanya menyatu dalam kebudayaan nasional dalam kebudayaan tradisi yang beragam.

Perkembangan arus globalisasi dalam pembangunan bangsa telah berkembang dengan pesat. Berbagai arus informasi, komunikasi, bahkan budaya perlahan-lahan telah masuk dan menjamur  melalui media cetak maupun media elektronik. Tranformasi budaya seakan membuat warisan budaya kian memudar. Ketika budaya itu memudar maka perlahan akan menghilang. Untuk itu diperlukan sebuah upaya demi menjaga warisan budaya.
Ibarat sebuah pohon, budaya merupakan akarnya, wujud kebudayaan adalah batangnya yang dan daun-daunya merupakan berbagai macam wujud kebudayaan yang bercabang secara khas dan beragam, untuk itu ada empat kunci mengapa kita perlu melestarikan akar budaya Indonesia.
Pertama, perlu disadari bahwa budaya sebagai sumber devisa Negara, dengan dibangun melalui pariwisata, budaya merupakan salah satu aspek dalam pembangunan ekonomi di sebuah Negara. Banyaknya warga Negara asing yang dating ke Indonesia untuk melihat tradisi budaya merupakan suatu prestasi tersendiri yang patu dibanggakan.
Kedua, budaya sebagai jati diri yang kuat pada sebuah Negara. Mempunyai ciri khas tersendiri tanpa perlu mengekor pada budaya bangsa lain. Jangan sampai menjadi Negara yang plagiat karena harus mematenkan budayanegara lain. Hal ini bisa terjadi jika suatu negara tidak melestarikan budayanya. Maka dengan mudah bangsa lain akan mengaku menjadi pemilik budaya negara kita.
Ketiga, Dengan budaya terjalin sebuah persahabatan dalam kemajemukan budaya internasional. Kita akan dapat mengenal budaya sendiri dan membedakanya dengan budaya dari bangsa lain. Seperti teori Trikon yang pernah diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu konvergensi mempunyai arti bahwa dalam membina karakter bangsa, bersama-sama bangsa lain diusahakan terbinanya karakter dunia sebagai kebudayaan kesatuan umat sedunia (konvergen), tanpa mengorbankan kepribadian atau identitas bangsa masing-masing.

Keempat, agar akar budaya bangsa tidak punah, dengan menjamurnya berbagai budaya bangsa lain yang masuk ke Indonesia, seperti K-Pop, Gagnam Style, boy band, girl band, dan sebagainya. Dalam hal ini bukan berarti budaya asing yang masuk ke Indonesia harus ditolak dan anti terhadapnya, Tetapi yang terpenting adalah bagaimana budaya asing itu masuk tanpa harus melunturkan budaya asli bangsa sendiri.
Khasanah budaya Indonesia akan berkembang dengan baik jika tumbuh kesadaran pada diri masyarakat untuk melestarikan seakan memiliki. Menjadikan budaya sebagai suatu hal yang berharga sehingga kita tidak akan rela melepaskannya begitu saja ditengah arus globalisasi saat ini dan menjamurnya budaya asing yang masuk secara perlahan.
Pemerintah dan masyarakat mempunyai peran dalam melestarikan dan memajukan budaya bangsa. Ibarat kesenian wayang, pemerintah sebagai dalang dan masyarakat sebagai tokoh pemeranya.
Perhatian pertama ditunjukan dalam pendidikan, walaupun saat ini pelajaran budaya dan seni merupakan muatan lokal yang kebijakanya dikembalikan lagi ke sekolah masing-masing, bukan berarti harus dikesampingkan dalam pembelajaran. Generasi muda adalah penerus bangsa, Jika generasi muda sudah tidak perduli dengan budayanya maka siapa lagi yang akan mewariskannya. Diperlukan cara pengajaran yang dikemas secara unik, seperti penyediaan alat kesenian sebagai fasilitas belajar contohnya; alat music tradisional, baju daerah, miniature rumah adat, dan sebagainya. Selain itu pentingnya mengenalkan kebudayaan secara langsung dengan metode demonstrasi, para siswa diajak untuk praktek bermain alat musik tradisional dan menari tarian daerah. Peran guru juga perlu ditekankan dalam mengenalkanya, guru harus menguasai materi dan kreatif, bukan hanya mengenalkan budaya dalam bentuk metode ceramah yang membosankan dan mengerjakan lembar Latihan Kerja Siswa.
Selanjutnya, peran Pemerintah daerah setempat mempunyai andil  dalam melestarikan budaya dengan mengemasnya secara unik. Tidak hanya disibukan untuk mengurus administrasi daerah akan tetapi melakukan sebuah upaya pelestarian budaya daerah. Bekerjasama dengan komunitas atau bahkan lembaga daerah setempat membuat sebuah pertunjukan rutin atau bahkan di beberapa tempat terpanjang poster tentang budaya daerahnya. Sehingga dapat menambah pengetahuan masyarakat asli dan pendatang terkait budaya tradisi daerah.
Kemudian Peran Pemerintah dalam mendobrak media cetak maupun elektronik untuk menampilkan tayangan yang mewariskan nilai luhur kebudayaan. Karena media merupakan arus informasi yang sangat cepat diterima masyarakat, Dengan memuat nilai budaya yang luhur dan tidak asal mengambil nilai yang tidak luhur dengan alih tuntunan pasar. Budaya dapat dikemas secara menarik dengan program realty show, ekspedisi budaya nusantara, bahkan foto-foto terkait budaya dapat ditampilkan di media cetak secara rutin.
Terakhir adalah dari dalam diri sendiri, merasa bangga terhadap budaya Indonesia. Menjadikannya mengakar di dalam hati dan mengingat bahwa berbudaya itu merupakan identitas dan sebuah hal yang berharga bagi kita dalam bernegara. Menjadi warga negara berarti siap menjadi warga yang berbudaya. Menumbuhkan cinta budaya itu penting agar kita tidak hanya perduli dengan budaya sendiri ketika budaya itu diambil oleh bangsa lain.
Jangan sampai suatu saat akar itu hilang dan ketika hilang pohon akan tumbang karena tidak memiliki penopang. Jangan sampai budaya di suatu Negara menghilang karena Negara tersebut tidak akan memiliki identitas dan ciri khas di tengah mewabahnya arus global. Dimulai dari diri sendiri untuk mengakarkan budaya Indonesia dalam hatinya.




[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

0 komentar:

Posting Komentar